Thursday, April 24, 2008

Meninggalkan Gedung Rektorat

Hari ini, 10 Maret 2008, ada acara pelantikan pejabat struktural di lingkungan IPB. Dan mulai hari ini pula aku resmi keluar dari gedung rektorat, dan meninggalkan urusan administrasi IT (Information Technology) di IPB ini. Ingatan menembus batas waktu ke 20an tahun lalu, saat di Gedung UPT Komputer Kampus Baranangsang, atau yang sering disebut gedung kaca. Saat itu, mulailah suatu pekerjaan "gila", yaitu membuat program manajemen database menggunakan Fortran berempat bersama pak Syamsun, Ahmadi, dan Sachlani. Baris-baris program ribuan dalam kertas berlembar-lembar ditelusuri dan dianalisis, untuk membuat program yang kira-kira nantinya seperti program dBASE. Belum tuntas kegiatan itu, yang dilakukan dengan sering begadang di gedung kaca, tiba-tiba telah diluncurkan program aplikasi dBASE. Sejak saat itu, proyek pembuatan program tersebut berhenti tanpa tahu lagi dimana source code nya sekarang.

Sekitar tahun 1993an, saat aku melanjutkan sekolah di UI Depok, Pak Siswadi, Dekan FMIPA saat itu, memintaku untuk mengelola jaringan komputer di FMIPA. Aku senang menerima pekerjaan ini karena sudah menjadi tantangan bagiku agar tersedia jaringan di lingkungan kerja, dan dapat ber-internet sambil bekerja. Tak jarang aku dan rekan-rekan, termasuk mahasiswi, memanjat tembok tinggi untuk memasang kabel dan switch di lingkungan FMIPA, Kampus IPB Baranangsiang. Dengan dukungan Pak Sis dan rekan-rekan, akhirnya MIPAnet, begitu kami menyebutnya, dapat terpasang dengan baik, dan FMIPA menjadi salah satu fakultas di IPB yang memiliki jaringan LAN dan Internet yang cukup memadai waktu itu.

Sejak saat itu, mulailah aku aktif menulis di milis IPB untuk ikut menyumbang pikiran tentang berbagai hal terkait dengan IT. Hal ini rupanya yang mendorong Pak Aman (Rektor IPB saat itu), untuk memanggilku dan mengelola IT di IPB menjadi Kepala UPT Komputer. Apa yang pernah aku lakukan di FMIPA sebelumnya, coba aku terapkan di rektorat IPB. Dan sejak saat itu, mulailah aku terlibat dalam urusan struktural dan administrasi bidang IT di IPB ini.

Pada era pak Mattjik, rektor IPB berikutnya, dilakukan perubahan struktur organisasi, dan mulailah aku mengelola hal yang sama dan menjadi Kepala Kantor Pengembangan Sistem Informasi. Sejak saat ini, dengan program IT IPB yang dicanangkan oleh Pak Mattjik, IT di IPB mencoba mengejar ketertinggalan dibanding perguruan tinggi lainnya. Hal yang monumental terjadi saat dibangunnya jaringan Fiber Optik yang mencakup seluruh kawasan Kampus IPB Darmaga, sehingga pengelolaan sistem informasi menjadi lebih mudah. Namun demikian, dengan perubahan prosedur di segala bidang, banyak timbul masalah di dalam penerapan sistem informasi, seperti penjadwalan, KRS, dan sebagainya. Semua itu dilalui dengan semangat kerjasama dan kekeluargaan, serta saling mendukung berbagai pihak. Suasana kerja yang diciptakan pak Mattjik sungguh sangat baik, walaupun dengan beban pekerjaan yang sangat berat, dapat dipikul secara perlahan dan pasti.

Semua lamunan itu seperti memutar film dokumenter dan menontonnya sambil berjalan menaiki tangga rektorat sampai masuk lift menuju ruangan pelantikan pejabat di lantai 6 gedung rektorat. Jam sudah menunjuk pukul 09.30, yang berarti aku sudah terlambat setengah jam. Saat membuka pintu ruangan pelantikan, terasa ada yang mengganjal, yang rupanya ruangan sudah penuh sehingga pintu terhalang oleh yang hadir di dalam. Oleh karena itu, aku berjalan menuju pintu masuk sebelah kiri, tetapi dengan sigap, seorang panitia yang duduk di meja front-desk menegur dan mendekatiku dan berkata, "Maaf Pak, daerah sana untuk perempuan. Laki-laki di daerah sini", demikian sambil menunjuk ke arah pintu masuk yang penuh tadi. Saat itu, seperti melihat film dan tiba-tiba lampu padam dan gelap. Demikiankah awal perubahan ini? Dan setelah acara usai, saat memberi ucapan selamat, beberapa pejabat yang akan memberi selamat, sibuk mencari dan memanggil istrinya, yang telah terpisah saat memasuki ruangan pelantikan pejabat di era sekarang ini. Lucu aku melihatnya dan menahan tertawa di bibir sambil berjalan memberi selamat kepada pejabat baru.

Pada saat aku bertanya-tanya dalam hati, tiba-tiba perutku yang sedang lapar berbunyi dan harus segera menyantap opor ayam yang sudah tersedia. Untungnya, opor ayam tersebut tidak diberi label juga, "Maaf, ini ayam perempuan".

Thursday, April 17, 2008

KOMUNIKASI

Seorang rekan dosen meminta kepada mahasiswa bimbingannya untuk mengganti lembar pengesahan skripsinya karena mahasiswa salah menuliskan gelar pembimbingnya. "Tolong diganti, saya gelarnya 'Komp.', pake huruf 'p', bukan 'Kom'. Nanti dikira saya lulusan bidang komunikasi", demikian pinta sang dosen. "Baik Pak, segera saya ganti, saya mohon maaf", mahasiswa dengan sigap menimpali.

Lain lagi cerita seorang dosen senior di IPB, yang dikontak oleh suatu konsultan asing, yang sedang membutuhkan tenaga bidang Teknologi Komunikasi. Oleh stafnya, konsultan tersebut menelusuri di Internet, dan ditemukanlah nama beliau yang memang ahli komunikasi. Tetapi konsultan tidak menelusuri lebih jauh, ternyata Bapak dosen tadi ahli komunikasi masyarakat/massa, bukan teknologi komunikasi (baca: komputer) yang diinginkan konsultan.

Komunikasi massa dan teknologi komunikasi/komputer memang sering tertukar di kalangan masyarakat luas atau awam. Tetapi, kalau di lingkungan akademik, dua hal itu sangat jarang tertukar, kecuali kalau memang sengajar ditukar-tukar agar orang lain bingung, atau untuk keperluan politik-politikan. Di suatu institusi, ada dibuat unit komunikasi untuk menampung aktivitas komunikasi institusi dengan stakeholder, tetapi ujung-ujungnya ternyata "hanya" untuk teknologi komputer. Apalagi kalau ditambah dengan istilah Sistem Informasi yang sudah meliputi infrastruktur komunikasi data, manajemen informasi, dan aplikasi/prosedur. Jadi makin aneh dan redundant kalau ada unit bernama Komunikasi dan Sistem Informasi. Tau ah ... gelap .... ;)