Sunday, November 1, 2009

Pembelajaran Orang Dewasa

Menyambung tulisan terdahulu tentang SCL (Student Center Learning), berikut saya ringkaskan alasan mengapa perlunya SCL diterapkan pada mahasiswa. Masih disampaikan oleh rekan saya dalam suatu acara seminar yang sama, alasannya adalah sederhana, yaitu karena mahasiswa adalah orang dewasa sehingga diperlukan proses pembelajaran yang harus disesuaikan dengan prinsip orang dewasa, yang berbeda dengan pendidikan dasar dan menengah. Cara belajar orang dewasa pasti berbeda dengan cara belajar anak-anak atau remaja. Orang dewasa sudah bisa menggunakan akal sehatnya untuk memilih dan berpikir optimal, sedangkan anak-anak belum sampai pada tahap tersebut. Begitu katanya.

Mahasiswa adalah peserta belajar yang sudah dewasa dengan beberapa karakteristik, yaitu mandiri dan mengarahkan diri sendiri, berorientasi pada tujuan, sudah mengumpulkan dasar pengalaman hidup dan pengetahuan, berorientasi pada relevansi, mempunyai kebanggaan, harga diri dan ego yang bisa menimbulkan resiko bila tidak dihormati. Di samping itu peserta belajar dewasa cenderung bersikap praktis, berfokus pada aspek-aspek pelajaran yang paling berguna bagi pemenuhan kebutuhan atau pencapaian tujuannya. Dengan demikian diharapkan dosen dapat menyelenggarakan proses pembelajaran di perguruan tinggi secara efektif untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Rekan saya menyajikan tiga kemungkinan orientasi belajar mahasiswa, yaitu mencari makna (meaning orientation), reproduksi (reproducing orientation), dan pencapaian (achievement orientation) atau orientasi strategik (strategic orientation). Bila mahasiswa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena ketertarikannya terhadap materi yang dipelajarinya, motif ini merupakan motif akademik. Pada orientasi belajar mencari makna, motif belajar yang mendasarinya adalah motivasi pengembangan diri (aktualisasi diri). Mahasiswa melihat perguruan tinggi sebagai tempat kebenaran diujikan. Dengan demikian mahasiswa memiliki dorongan yang besar untuk mengembangkan minatnya di luar yang terdapat dalam kurikulum.

Pada orientasi belajar reproduksi, mahasiswa melihat perguruan tinggi sebagai sarana untuk mepersiapkan pekerjaan (vokasional). Motivasi belajar mereka bersumber dari luar (motivasi ekstrinsik), yaitu berupa adanya kebutuhan untuk tercapainya suatu kualifikasi tertentu yang dibutuhkan bagi kerja mereka di kemudian hari. Mahasiswa dengan karakteristik orientasi belajar ini cenderung memiliki rasa takut yang besar terhadap kegagalan (fear of failure), dan cenderung membatasi perhatiannya pada apa yang diperkirakan akan keluar pada saat ujian. Dengan demikian, mahasiswa mengembangkan strategi belajar menghafal (rote learning).

Mahasiswa dengan karakteristik orientasi belajar pencapaian melihat perguruan tinggi sebagai tempat berkompetisi. Motif belajar yang dominan pada mereka adalah motif berprestasi (achievement) sehingga mereka memainkan peran sebaikmungkin sebagai mahasiswa. Mahasiswa akan menggunakan strategi penggunaan waktu dan tenaga yang efektif, seperti menyusun jadwal belajar, membuat catatan yang jelas, memenuhi batas waktu untuk penyelesaian tugas, serta melakukan kegiatan-kegiatan yang terencana dan terorganisir dalam kegiatannya. Nah, mahasiswa di ILKOM ini masuk ke dalam kelompok orientasi yang mana yah?

Rekan saya juga menyajikan prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa, yaitu pertama, orang dewasa tertarik untuk mempelajari subjek-subjek yang memiliki relevansi langsung dengan kehidupan pribadi, cita-cita, pekerjaan atau karir mereka. Oleh karenanya, relevansi pembelajaran dan materinya harus benar-benar dipertimbangkan. Kedua, pengalaman (termasuk kesalahan-kesalahan) peserta didik memberi dasar bagi aktivitas-aktivitas pembelajaran. Mereka sudah terbekali dengan pengalaman-pengalaman yang memadai, sehingga pengalaman dan kesalahan harus menjadi dasar bagi aktivitas pembelajaran mereka. Ketiga, pembelajaran orang dewasa adalah problem-centered ketimbang content-oriented. Pembelajaran jenis ini dirancang sedemikian rupa sehingga menciptakan suasana yang mengarah kepada aktivitas-aktivitas pemecahan masalah (problem-solving activities). Dengan demikian, pembelajaran tidak terpusat pada isi materi tertentu, tetapi mengacu kepada hal-hal praktis dan menghargai pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (prior knowledge).

Waduh, dosen ternyata memiliki tugas yang sangat mulia untuk melaksanakan prinsip pembelajaran orang dewasa. Dan untuk itu, orang dewasa belajar dengan baik apabila menyangkut mana yang menarik baginya dan ada kaitan dengan kehidupannya sehari-hari. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila apa yang ia pelajari bermanfaat dan praktis, juga apabila ia mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuannya, kemampuannya dan keterampilannya dalam waktu yang cukup. Proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman lalu dan daya pikir dari warga belajar. Dorongan semangat dan pengulangan yang terus menerus akan membantu seseorang belajar lebih baik. Saling pengertian yang baik dan sesuai dengan ciri-ciri utama dari orang dewasa membantu pencapaian tujuan dalam belajar. Jadi, yuk kita bersama-sama menjadi orang dewasa yang memiliki tanggungjawab, dan membawa mahasiswa untuk ikut serta menjadi orang dewasa, dan juga berusaha untuk bersikap sebagai orang dewasa. Usia tua belum tentu bisa dewasa, dan usia muda juga tidak menghalangi untuk menjadi orang dengan sikap lebih dewasa, bahkan mungkin orang muda dapat lebih dewasa dibanding orang usia tua.