Sunday, June 3, 2007

Maryeti

Kamis subuh di bulan Mei, saya berlima berangkat dengan Batavia menuju Jambi untuk memulai suatu kegiatan penelitian di salah satu lokasi transmigrasi di Jambi, dan satu lagi di Sumatera Barat. Perjalanan hari itu sangatlah melelahkan dan menggunakan berbagai moda transportasi secara lengkap. Turun dari pesawat dilanjutkan dengan mobil Kijang menempuh perjalanan hingga tengah malam menuju kota Tebo. Esok paginya kami lanjutkan perjalanan selama sekitar 4 jam. Karena jalanan tidak memungkinkan dilalui mobil Kijang, kami lanjutkan dengan naik truk yang biasa digunakan mengangkut kelapa sawit. Setelah makan siang yang secara tulus diberikan oleh seorang bernama Bu Prapto di suatu desa terpencil (terima kasih Bu, Anda sangat baik dan tulus, yang sulit ditemui di manapun saat ini), kami naik ojek menempuh perbukitan sepanjang sekitar 40 Km. Pantat terasa sangat pegal.

Setelah melakukan penelitian, perjalanan dilanjutkan dengan naik ojek sepanjang 15 Km menuju sungai Batanghari untuk menyeberang menggunakan perahu motor tempel, dan kami selanjutnya naik minibus menuju wisma di Kabupaten di Tebo. Esoknya menuju Padang dan menginap satu malam di sana.

Minggu pagi kami menuju lokasi transmigrasi di daerah Pariaman, di pinggir pantai. Sebelum mulai penelitian, kami disuguhi ikan bakar untuk makan siang. Hmmm .. mak nyus rasanya. Setelah selesai semua, sambil menunggu rekan mengurus administrasi ke sekretaris wali nagari, saya menuju sebuah warung kelontong untuk minum teh botol karena udara sangatlah panas. Disinilah sesuatu momen tak terlupakan terjadi.

Saat menikmati teh botol dingin, datang seorang wanita hampir sebaya dengan saya, dibalut sebuah daster agak lusuh, dan kulit yang gelap karena sering tersengat matahari, dan rambut agak tak terurus rapi. Sambil jalan, dia terus menatap ke arahku yang membuat aku agak kikuk. Tiba-tiba, sambil setengah berteriak, " .... Pak Julio yah ... iya iyaaaaa ... pak Julio .. dari IPB ...." sambil tiba-tiba memeluk pundakku. Orang tua dan beberapa rekan di toko itu terperanjat ..... dan ternyata, dia bekas mahasiswa saya .... anggap saja Maryeti namanya ...... yang ternyata dulu sangat sering bersama di tempat kost untuk belajar Matematika dan Statistika. Maka, berceritalah dia sampai saat ini mengapa ada di daerah Pariaman .....

Tak sanggup saya ceritakan di sini .... tetapi ... Oh Maryeti ........ mungkin itu sudah jalanmu. Semoga engkau tabah menjalaninya dan di kemudian hari dapat kau temui kesuksesan dan kedamaian hidup sesuai dengan pendidikan yang telah engkau lalui dulu .......

1 comment:

DumajunTak said...

waduh keren tuh pak ktemu sama bekas mahasiswa setelah sKian lama...saya aja ketemu teman lama rasanya susaaaaaah buanget.